Rekaman pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat rapat internal Partai Demokrat tiba-tiba bocor ke publik. Belum diketahui siapa pelaku yang membocorkan rekaman pidato tersebut.
Ketua DPP Partai Demokrat Priyo Budi Santoso mengatakan, ada kemungkinan rekaman pidato tersebut sengaja dibocorkan untuk kepentingan tertentu.
“Saya enggak tahu apa itu sengaja dibocorkan, atau memang bocor dengan maksud tertentu, atau tiba-tiba bocor," jelas Priyo di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/4/2012).
Lantas siapakah pelaku pembocoran rekaman tersebut? Priyo mengaku tidak tahu pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab itu, jika memang rekaman itu sengaja dibocorkan.
"Saya juga terperanjat kalau sampai hal yang sangat internal bisa bocor,” ujarnya
SUMBER
Ketua DPP Partai Demokrat Priyo Budi Santoso mengatakan, ada kemungkinan rekaman pidato tersebut sengaja dibocorkan untuk kepentingan tertentu.
“Saya enggak tahu apa itu sengaja dibocorkan, atau memang bocor dengan maksud tertentu, atau tiba-tiba bocor," jelas Priyo di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/4/2012).
Lantas siapakah pelaku pembocoran rekaman tersebut? Priyo mengaku tidak tahu pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab itu, jika memang rekaman itu sengaja dibocorkan.
"Saya juga terperanjat kalau sampai hal yang sangat internal bisa bocor,” ujarnya
SUMBER
Sindonews.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Pramono Anung menilai isi pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang bocor tidak penting untuk dipersoalkan. Pasalnya, pidato itu hanya berupa keluh kesah SBY kepada pengurus Partai Demokrat terkait suasana politik yang terjadi.
Keluh kesah yang diungkap SBY kepada pengurus Demokrat, dinilai Pramono, suatu hal yang wajar. "Saya melihat Pak SBY, walaupun sudah menjadi Presiden tetap manusia biasa. Perlu curhat dan keluarin uneg-unegnya. Saya melihat itu untuk konsumsi internal," ujar Pramono di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/4/2012).
Meski dianggap sebagai suatu hal wajar, lanjut Pramono, pertanyaannya kemudian adalah kenapa pidato SBY bisa bocor ke publik lewat tangan wartawan? Padahal itu untuk konsumsi internal PD, belum diketahui apakah sengaja dibocorkan atau tidak.
"Saya lihat sebenarnya karena ini internal. Kenapa bisa bocor? Apakah dibocorkan? Atau memang sengaja bocor? Atau memang bocor-bocoran?" tanyanya.
Lagipula, apa yang disampaikan SBY di hadapan Dewan Pengurus Pusat (DPP) PD bukan hal yang baru. Pramono mengaku, sudah mengetahui semua pembicaraan itu, sebab hanya perulangan.
"Subtansinya itu bukan barang baru. Apa yang disampaikan beliau sebenarnya kita sudah tahu. Mau itu dari forum terbuka atau tertutup, pernah juga disampaikan," ungkapnya.
Pidato SBY, tambah Pramono, menjadi menarik karena bersifat tertutup, lalu kemudian bocor ke publik. "Ini jadi menarik karena disampaikan secara tertutup, kalau terbuka bukan hal yang luar biasa. Bagi saya pribadi, hal ini enggak penting," tukasnya.
Seperti diketahui, pidato SBY dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dikabarkan bocor. Sejumlah media menerima bocoran Pidato SBY pada 1 April 2012 di kantor DPP Partai Demokrat, Kramat Raya, Jakarta, terkait voting rapat paripurna DPR RI tentang pasal 7 ayat 6(a) RUU APBNP.
SUMBER
Keluh kesah yang diungkap SBY kepada pengurus Demokrat, dinilai Pramono, suatu hal yang wajar. "Saya melihat Pak SBY, walaupun sudah menjadi Presiden tetap manusia biasa. Perlu curhat dan keluarin uneg-unegnya. Saya melihat itu untuk konsumsi internal," ujar Pramono di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/4/2012).
Meski dianggap sebagai suatu hal wajar, lanjut Pramono, pertanyaannya kemudian adalah kenapa pidato SBY bisa bocor ke publik lewat tangan wartawan? Padahal itu untuk konsumsi internal PD, belum diketahui apakah sengaja dibocorkan atau tidak.
"Saya lihat sebenarnya karena ini internal. Kenapa bisa bocor? Apakah dibocorkan? Atau memang sengaja bocor? Atau memang bocor-bocoran?" tanyanya.
Lagipula, apa yang disampaikan SBY di hadapan Dewan Pengurus Pusat (DPP) PD bukan hal yang baru. Pramono mengaku, sudah mengetahui semua pembicaraan itu, sebab hanya perulangan.
"Subtansinya itu bukan barang baru. Apa yang disampaikan beliau sebenarnya kita sudah tahu. Mau itu dari forum terbuka atau tertutup, pernah juga disampaikan," ungkapnya.
Pidato SBY, tambah Pramono, menjadi menarik karena bersifat tertutup, lalu kemudian bocor ke publik. "Ini jadi menarik karena disampaikan secara tertutup, kalau terbuka bukan hal yang luar biasa. Bagi saya pribadi, hal ini enggak penting," tukasnya.
Seperti diketahui, pidato SBY dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dikabarkan bocor. Sejumlah media menerima bocoran Pidato SBY pada 1 April 2012 di kantor DPP Partai Demokrat, Kramat Raya, Jakarta, terkait voting rapat paripurna DPR RI tentang pasal 7 ayat 6(a) RUU APBNP.
SUMBER
Rekaman pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di hadapan kadernya bocor ke publik dan mulai ramai dibicarakan. Tak mengherankan, karena dalam pidato tersebut, SBY curhat tentang dinamika dan proses sebelum APBN-P disidangkan di DPR untuk menaikan harga BBM.
Dalam bocoran pidato kepada jajaran internal Partai Demokrat, Presiden SBY setidaknya menyebut PKS sebanyak empat kali dengan konotasi negatif.
Dia mengatakan kelompok atau partai manapun yang tidak setuju menaikkan BBM tidak pantas mengatasnamakan berjuang untuk kepentingan rakyat. Menurut SBY, bahkan presiden Megawati Soekarnoputri yang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) saat berkuasa pernah pula menaikkan harga BBM atas alasan menyelamatkan APBN. “Jadi kali ini (penolakan) bukan untuk rakyat, tetapi supaya SBY, pemerintah, dan demokrat jatuh.”
Dalam bocoran pidato kepada jajaran internal Partai Demokrat, Presiden SBY setidaknya menyebut PKS sebanyak empat kali dengan konotasi negatif.
Dia mengatakan kelompok atau partai manapun yang tidak setuju menaikkan BBM tidak pantas mengatasnamakan berjuang untuk kepentingan rakyat. Menurut SBY, bahkan presiden Megawati Soekarnoputri yang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) saat berkuasa pernah pula menaikkan harga BBM atas alasan menyelamatkan APBN. “Jadi kali ini (penolakan) bukan untuk rakyat, tetapi supaya SBY, pemerintah, dan demokrat jatuh.”
0 komentar:
Posting Komentar